MAKALAH TINJU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam mitologi, bapak dari Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasitatau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan.
Sebuah pertandingan tinju profesional adalah pertandingan dengan tingkat bayaran dalam nilai nominal tertentu. Nilai bayaran petinju sangat bervariasi, tergantung tingkat dan popularitas sang petinju. Belum tentu, seorang petinju yang menjadi juara dunia mendapatkan bayaran lebih tinggi dari dari yang bukan juara dunia. Petinju Filipina, Manny Pacquiao, dalam beberapa pertandingannya, tidak berstatus juara dunia, dan tidak memperebutkan gelar juara dunia, namun bayarannya berkali-kali lipat di atas bayaran petinju Indonesia Chris John yang berstatus juara dunia. Ini karena popularitas Pacquiao jauh di atas Chris John.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH TINJU
Pada tahun ±1619 SM dipulau Kreta yaitu suatu pulau yang terletak dilaut tengah rakyatnya telah melakukan olahraga tinju, dan pada tahun ± 1600 di Tiongkok juga ada tinju. Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel. Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir. Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun kita baru mengenal tinju pada abad ke 18 di Inggris, dikembangkan oleh seorang Inggris bernama Jamea Free, dan pada tahun 1730 ia menjadi juara pertama di negeri Inggris.
Kemudian muncul lagi seorang bangsa Inggris bernama Branchton sebagai petinju yang mempergunakan sarung tangan. Dan pada tahun 1743 ia membuat peraturan tentang bertinju. Sedangkan petinju yang pertama terkenal adalah seseorang berkembangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara pada Olympic Games tahun 450.Ia melakukan pertandingan sebanyak 1406 kali dengan menggunakan cestus yaitu sarung tinju yang terbuat dari besi. Sebagian besar penantang yang bertinju dengan Theagenes mengalami nasib malang tewas di ujung kepalan Theagenes.
Pertandingan tinju Yunani Kuno adalah sejenis olah raga kuno dari setidaknya abad ke-8 SM (berdasarkan puisi Iliad karya Homer) yang dilaksanakan dalam berbagai konteks sosial diYunani. Sebagian besar bahan sumber mengenai tinju Yunani Kuno yang diketahui ada berada dalam kondisi tidak lengkap atau sekadar legenda sehingga sulit untuk mengetahui peraturan pertandingan, adat dan sejarah olah raga ini dengan rinci. Meskipun begitu, jelas bahwa pertarungan tinju menggunakan sarung tangan tinju merupakan bagian penting dari kebudayaan atletik Yunani Kuno sepanjang zaman klasik awal. Hingga sekitar 500 SM himantes digunakan sebagai pelindung buku jari dan tangan. Himantes merupakan tali kulit yang terbuat dari kulit lembu dengan panjang sekitar 3 hingga 3,7 meter yang membungkus mengelilingi tangan dan buku jari beberapa kali.
Di Indonesia tinju masuk dan dipopulerkan oleh Negara Hindia Belanda atau KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large). Ring tinju yang pertama didirikan di Indonesia pada jaman kolonial itu masih ada hingga kini, yaitu ring tinju di Jasdam V Java serta Jasam VII Diponegoro (Semarang).
B. TEKNIK DASAR
a. DASAR
Dasar-dasar kerja atau proyek harus tangkas dan kokoh. Yang sama berlaku dengan tinju untuk pemula. Latihan beban biasa, dips, push up, pull up, jongkok, betis kebutuhan mutlak sebagai nada otot-otot Anda adalah aspek penting dari semua olahraga. Pada saat yang sama Anda juga harus memiliki stamina luar biasa sebagai menerima pukulan lawan, secara drastis mengurangi tagihan energi Anda. Oleh karena itu, mental mempersiapkan diri untuk beberapa latihan yang brutal. Saya akan menyarankan bahwa Anda membagikan setidaknya satu jam dari hari Anda untuk latihan fisik ini. Anda dapat mengambil berenang, berjalan dan bersepeda dalam urutan berturut-turut periode waktu tertentu untuk sejumlah dipilih hari. Kebugaran fisik dapat dilakukan di gimnasium, tapi aku akan benar-benar merekomendasikan program kebugaran terbuka, sebagai udara segar, memberi Anda tubuh cukup oksigen dan meningkatkan respirasi Anda. Anda dapat mundur ke gym untuk latihan beban lebih lanjut.Tips dasar tinju, harus juga disertai dengan diet khusus dan terkendali, yang memiliki menghitung kalori tertentu dan seimbang dan penyediaan semua nutrisi yang mungkin olahraga.Anda juga harus tahu bagaimana mengontrol Anda marah, dan oleh karena itu, dianjurkan untuk mengambil Yoga dan meditasi.
b. MENINJU
Menahan diri dari melangkah ke dalam ring pertempuran untuk sementara waktu dan sebaliknya, praktek di karung tinju. Menganalisis pukulan Anda dan membuat diri Anda nyaman dengan gerakan meninju. Anda juga akan melihat bahwa pukulan Anda memperbaiki mereka sendiri, sebagai waktu berlalu. Bahkan setelah Anda melangkah ke dalam ring, ini harus Anda latihan setiap hari selama setidaknya 15 menit.Berikut serangkaian tinju dasar teknik ini adalah untuk membuat pukulan brutal, sehingga satu pukulan menyebabkan rasa sakit.Untuk mulai ini waktu Anda pukulan dengan urutan pernapasan seperti memberikan 3 atau 4 pukulan dalam rentang waktu bernapas tunggal. Dengan cara ini Anda akan juga mengembangkan beberapa irama punching yang baik pada Anda sendiri seperti pada 1,1 – 2 di mana 1 dan 1 menunjukkan membuka pukulan oleh tangan kiri dan yang ketiga adalah pukulan finishing yang mungkin benar-benar menyakiti knock out lawan. Anda mungkin juga berlatih beberapa tangan atas dan bawah tangan teknik yang akan membuat Anda membuat benar-benar tepat dengan meninju gerakan. Pada akhirnya, jika Anda melihat gambaran keseluruhan ini adalah semua tentang latihan dan kesabaran sebagai pukulan Anda akan meningkatkan dengan waktu dan Anda akan mulai menggunakan energi dengan energi maksimum.
c. KERJA KERAS
Dasar-dasar tinju tidak hanya tentang pukulan, juga penting untuk bekerja pada Anda gerak kaki yang menentukan sikap dan keseimbangan selama meninju.Sikap yang terbaik adalah bahwa sampai sikap yang tepat sebagai sikap ofensif, semi crouch dan crouch lebih defensif di alam. Sementara Anda berlatih dasar-dasar tinju, sangat penting bagi Anda untuk acclimatize diri dengan masing-masing gaya sikap dan cara memukul di setiap sikap. Anda harus dapat memberikan pukulan yang baik dalam setiap sikap yang mungkin.Stances ini adalah beberapa dasar tinju bergerak.
d. PUKULAN
a) strike : pukulan yang tajam
b) jab : pukulan pengumpan tapi biasa jug jadi andalan bagi petinju kidal
c) alperkad: pukulan yang mengarah ke perut yang tujuanya untuk melemahkan pertahanan lawan
d) hook : pukulan yang mengarah ke kepala tujuannya untuk menghilangkan konsenterasi lawan
e. MENGHINDAR
a) Saisteb
b) Baisteb
c) Wiping
d) Dsb.
C. Bentuk – bentuk Cedera Dalam Olahraga Tinju
Seperti olahraga lainnya, seorang petinju pun akan mengalami cedera. Bentuk – bentuk cedera tinju dibagi kedalam dua bagian ;
1. Cedera akut,
2. Cedera kronis,
Cedera yang bersifat akut pada latihan / pertandingan tinju :
a. Pecah-pecah pada bibir,
b. Luka / memar pada tubuh,
c. Pendarahan dari dalam hidung,
d. Gigi goyang.
Cedera yang bersifat kronis pada latihan / pertandingan tinju :
a. Sobek lebar pada bibir,
b. Pendarahan yang tiada henti dari dalam hidung,
c. Sobek pada kulit alis atau kening dan kelopak mata,
d. Patah tulang dan tulang iga,
e. Persendian lepas pada bahu dan ibu jari,
f. Ulu hati cedera pada saat petinju jatuh,
g. Cedera pada bagian mulut ( mulut, gigi, dan dagu )
h. Cedera pada kepala
- Komosio cerebri ( Geger Otak ),
- Kontusio cerebri ( Memar Otak ),
- Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural ),
- Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural ),
- Disfungsi neurologis - yang disebut sindrom punch mabuk.
Bentuk bentuk cedera yang biasa dialami petinju antara lain ;
A. Cedera Pada Hidung
Luka pada hidung adalah salah satu cedera yang paling jelas di atas ring. Hidung, merupakan target favorit di antara petinju, dan epistaksis adalah patah tulang hidung. Dalam hal ini pertarungan harus dihentikan untuk mengantisipasi menembusnya cedera pada pelat berkisi.
Cereda pada hidung terjadi karena pukulan benda tumpul atau terjatuh, cedera ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah dari pleksus kiesselbach. Gejala yang ditimbulkan adalah keluarnya darah dari dalam hidung disertai rasa sakit atau nyeri.
Pertolongan pertama pada cedera ini adalah :
a. Sang petinju didudukan, batang hidung dipijat dengan jari – jari tangan, sementara petinju diharuskan bernafas dari mulut.
b. Pijatan dilakukan sedikit di bawah tulang rawan hidung, dengan posisi ibu jari berhadapan dengan jari lainnya.
c. Pemijatan dilakukan sedemikian rupa dalam waktu kurang lebih 5 menit, pasien bernafas melalui mulut, agar diharapkan pendarahan berhenti.
d. Hidung dan mulut dibersihkan dari darah. Bisanya pendarahan akan berhasil, sebaiknya diberi kompres dingin dibatang hidung, mata hingga pipi.
e. Apabila metode pemijitan tidak berhasil, maka si petinju harus dikeluarkan dari dalam ring dan dilarikan kerumah sakit.
f. Biasanya oleh dokter diberikan larutan adrenalin 1 % ke dalam hidung aytau diberikan tampon.
g. Apabila terjadi fraktur atau retak pada bagian hidung, maka untuk menghentikan pendarahan batang hidung tidak boleh dipijat, akan tetapi diberikaan kompres dingin saja, lalu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat, jangan sekali – kali meniupkan urada kedalam hidung dengan paksa untuk mengeluarkan bekuan – bekuan darah, sebab ini akan menimbulkan pembekuan baru.
B. Cedera Pada Mata
Cedera mata kadang-kadang terjadi, derajat perlukaan pada mata sangat bervariasi, biasanya hanya mengenai kelopak mata saja, tetapi yang terberat adalah mengenai bola mata.
Cedera ini merupakan cedera cukup berat yang dapat menyebabkan kebutaan. Semua cedera pada mata jangan dianggap ringan, sebaiknya langsung dikirim ke rumah sakit terdekat.
C. Cedera Patah Tulang dan Tulang iga ( kosta )
Mayoritas cedera ini adalah keseleo yang dari waktu ke waktu, itu menyebabkanhipertrofi rematik, atau memerintah dengan sendirinya sehingga tulang punggung karpal mengalami kejang- kejang.
Cedera umum yang mengancam adalah sinovitis traumatis kronis, yaitu peradangan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan subluksasi. Butuh waktu istirahat yang luas diperlukan dalam menyembuhkan cedera ini dan operasi sering dilakukan demi kesembuhan cedera.
Rib patah dan memar dinding dada sangat umum terjadi pada petinju. Dokter, khususnya ringside harus menyadari gejala ini, para petinju yang mengalami cedera ini sering mencoba untuk menyembunyikan luka-luka dalam mereka sebelum pertandingan kualifikasi.
D. Fraktur Kosta
Biasanya fraktur kosta disertai dengan sesak nafas. Fraktur kosta yang paling berbahaya adalah ketika patahan tulang rusuk merobek pembungkus paru – paru / pleura. Hal ini dapat menyebabkan tembusnya paru – paru yang biasa disebut pneumotoraks, hal ini dapat menyebabkan kematian mendadak karena paru – paru tak dapat mengembang dan mengempis lagi.
Pertolongan pada cedera ini denga cara :
Pada daerah cedera harus dipasang strapping, strapping ini adalah dengan cara membalut tekanan yang kuat selama 2-3 minggu. Ada 2 cara dalam melakukan metode ini :
- Dada dilingkari dengan 2 atau 3 kali purtaran elastis perban yang luasnya 2-3 inci pada daerah cedera. Sewaktu elastopas dilepas atlet diharapkan menghembuskan nafas atau exspirasi maksimum.
- Dapat dengan menempelkan plester yang tebal dan lebar untuk menutupi daerah cedera. Plester dimulai dari tulang sternum sampai melewati garis tengah punggung dan dipasang melintang, dan atlet diharapkan menghembuskan nafas yang maximum.
E. Cedera pada Bahu dan Ibu Jari
Cedera bahu sering terjadi karena terlalu lelah, cedera ini juga bisa disebabkan oleh external violence akibatnya body contact sport, cedera petinju biasanya lukasio / sublukasio dari artikulasio humeri.
Cedera ini sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan atau body contact sport. Sendi bahu tergolong sangat lemah karena sifatnya globoidea dimana hanya diperkuat oleh ligamentum dan otot - otot bahu saja. Pada cedera ini pertolongan pertama adalah hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter spesialis.
Robekan ligamentum jaminan ulnaris ibu jari cedera itu pada satu waktu sangat umum, namun telah banyak berkurang dalam tinju ketika pemakaian sarung tangan ibu jari( gloves thumb ).
fraktur metacarpal adalah salah satu cedera olahraga tinju. Pukulan salah arah adalah penyebab untuk patahan metakarpal, yang juga dikenal sebagai patah tulang. Dan dislokasi pada ibu jari dapat terjadi terutama pada body contact sport.
F. Cedera Pada Bagian Mulut ( gigi dan dagu )
Cedera ini biasanya terjadi pada cabang body contact sport. Dimana dalam derajat cedera ini gigi dapat tanggal atau patah, kadang pula patah pada tulang rahang petinju. Cedera ini dapat menyebabkan :
- Tidak sadar dalam waktu yang amat singkat ( dibawah 10 detik )
- Tidak sadar dalam waktu yang cukup singkat ( diatas 10 detik )
- Tidak sadar dalam waktu yang sangat lama, langsung jatuh kelantai.
Cedera ini jarang terjadi karena sebelum melakukan pertandingan seorang ringsidememeriksa petinju dalam pemakaian perlindungan gigi.
G. Cedera Pada Kepala
Cedera ini merupakan cedera yang paling kronis dalam pertandingan tinju.Biasanya berupa pukulan pada kepala ( trauma ) pada cabang body contact sport. Biasanya atlete mengalami pusing, sempoyongan bahkan sampai tidak sadar dalam beberapa menit.
Cedera kepala dapat menimbulkan berkurangnya kesadaran / pingsan dalam beberapa detik, petinju yang mengalami pingsan selama lebih dari 10 detik tidak diperbolehkan melanjutkan pertandingan.
Cedera yang mungkin terjadi pada kepala petinju ini adalah :
- Komosio cerebri ( Geger Otak ),
- Kontusio cerebri ( Memar Otak ),
- Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural ),
- Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural ),
- Disfungsi neurologis - yang disebut sindrom punch mabuk.
a. Komosio cerebri ( Geger Otak )
Kehilangan kesadaran untuk sementara waktu, tanpa disertai kelainan pada otak. Pada gejala ini disertai oleh trias, yaitu :
- Mual ( muntah )
- Pusing ( sakit kepala )
- Pingsan
Apabila pelatih mengalami gejala trias tersebut harus secepatnya mengeluarkan pemain dari ring arena kemudian di istirahatkan dalam kamar atau tempat tenang. Posisi tidur terlentang, kepala tanpa bantal, letak kepala dimiringkan agar muntahan tersebut dengan mudah keluar sehingga tidak menutupi jalan nafas.
Lakukan pemeriksaan terlebih detail dari reflek pupil mata, sambil melihat besar kecilnya pupil kanan dan kiri. Ketika ditemukan petinju dengan pupil dan kanan dan kiri tidak sama, berarti pasien bukan semata – mata mengalai geger otak, yaitu dalam keadaan gawat disertai dengan kelainan jaringan otak, dan secepatnya dibawa ke rumah sakit. Dalam keadaan sadar, pengiriman ke rumah sakit tidak diperbolehkan menggunakan bantal.
b. Kontusio cerebri ( Memar Otak )
biasanya cedera ini lebih berat, gejalanya hamper mirip dengan Komosio cerebri,setelah trauma pada kepala, terjadi kehilangan kesadaran dalam waktu yang lama. Beberapa menit dan beberapa hari disertai kelainan organ / jaringan otak.
Gejala gejalanya :
- Muntah
- Berkeringat dingin, pusing
- Pasien tidak sadar
- Amnesia ( lupa akan kejadian - kejadian yang lalu )
Pemain yang seperti ini sebaiknya langsung mendapatkan perawatan ke rumah sakit, untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Pertolongan pertama :
- Pemain tidak ditidurkan dalam keadaan miring dengan maksud untuk tidak terjadi aspirasi ( masuknya kotoran, muntahan, darah ke jalan pernapasan )
- Mulut dan hidung dibersihkan dari muntahan agar tidak menghalangi jalan pernapasan.
- Dagu ditarik kedepan supaya pangkal lidah tidak jatuh ke belakang dan tidak menghalangi jalannya pernapasan.
- Dalam pengangkutan ke rumah sakit, kepala diletakan tanpa bantal, miring, supaya muntahan tidak masuk ke pernapasan.
c. Epidural bleeding ( Pendarahan Epidural )
Pendarahan ini adalah pendarahan diatas selaput otak / durameter karena pecahnya arteri.
Gejala – gejalanya :
- Setelah terjadinya cedera pada kepala, pasien akan kehilangan kesadaran sebentar ( beberapa detik sampai beberapa menit ) kemudian sadar lagi
- Setelah itu pasien akan mengantuk, kesadaran menurun , lalu pasien jatuh sehingga dalam keadaan tak sadar.
- Ketidaksadaran ini disertai dengan kelumpuhan separuh badan pada posisi berawanan dengan cedera.
- Selanjutnya kejang kejang, sehingga akan mengalami kematian jikalau pertolongan tidak dilakukan secara cepat.
Pertolongan pertamanya :
Setiap terjadi kehilangan atau ketidaksadaran maka sebaiknya segera mungkin membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan intinsif.
d. Subdural bleeding ( Pendarahan Subdural )
Pendarahan ini terjadi dibawah selaput otak / durameter dan yang mengalami perpecahan adalah pembuluh balik / vena. Terjadinya perlahan – lahan kemudian semakin lama semakin banyak darah yang keluar, sehingga menekan jaringan otak.
Pendarahan subdural ini mempunyai 3 Stadium :
- Stadium Akut
setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu 2 – 48 jam pasien mulai mengantuk, kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma.
- Stadium Sub Akut
setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu seminggu pasien mulai mengantuk, kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma.
- Stadium Cronik
setelah cedera, pasien tidak sadar, kemudian sadar lagi, dalam waktu1 minggu sampai 6 bulan terjadi gejala - gejala kesadaran menurun, selanjutnya jatuh dalam keadaan koma kemudian mengakibatkan kematian.
Pertolongan pertama :
Jikalau menemukan petinju yang tidak sadar ( koma ), segeralah kirim ke rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dokter secara ketat, apabila telat maka akan berdampak pada kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinju termasuk kedalam olahraga yang berbahaya, dimana objek dari cedera tersebut adalah sebuah organ tubuh yang paling penting dalam komponen system organ manusia. Kepala merupakan pusat dari segala bentuk pengendalian manusia.
Layaknya seperti olahraga lainnya, tinju memiliki bentuk cedera yang lebih dominant pada bagian kepala, dimana cedera tersebut apabila tidak ditindaklanjuti akan berdampak pada kematian. Sehingga perlu pengetahuan yang lebih dalam penanggulangan dan penatalaksanaan olahraga tinju ini.
Tinju merupakan cabang olahraga beladiri yang membahayakan, pertandingan tinju tidak dapat dilangsungkan sebelum ada dokter pertandingan, dikarenakan bentuk-bentuk cedera yang dialami oleh para atlet tinju barbagai macam, bahkan olahraga tinju dapat menyebabkan geger otak dikarenakan terpukulnya kepala bagian belakang.
B. Saran
Melihat dampak dari cedera tinju sendiri berbahaya, sebaiknya setiap petinju diharapkan supaya lebih menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami cedera, baik cedera akut ataupun cedera kronis sampai cedera yang dapat menyebabkan kematian bagi si petinju.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Hardianto, 2007. Pencagahan dan penatalaksanaan Cedera olahraga.
Jakarta : EGC
En.Wikipedia.Org / Wiki / Tinju
http://id.wikipedia.org/wiki/Tinju
http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/olah-raga-tinju.html
http://infobebas.web.id/2011/dasar-dasar-tinju.html
Sign up now for yoga, aerobics, or Zumba classes, and feel the difference! For more information, visit our website here https://legitsparrow92.wixsite.com/sport72/blog
BalasHapus