Kumpulan Artikel, Bahan dan Makalah

Kamis, 01 Maret 2018

MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDICATOR

MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDICATOR




1. TUJUAN PRAKTIKUM
Kami melakukan uji percobaan untuk  menentukan sifat asam dan basa beberapa larutan dengan menggunakan indikator alami yaitu ekstrak bunga sepatu, dan Mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.

2. LANDASAN TEORI
  Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.
  Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.
  Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
  1. masam ketika dilarutkan dalam air.
  2. asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
  3. asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
  4. asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit (Dapat menghantarkan arus listrik)
  5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

3. CIRI-CIRI UMUM LARUTAN NETRAL YAITU :
  1. Rasa bervariasi
  2. Tidak mengubah lakmus
  3. Tidak bersifat korosif
  4. Terdiri dari ion H+ dan OH-
  5. [H+] = [OH-]

  Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.       

4. TEORI ASAM-BASA:
  • Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
  • Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
  • Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

5. INDICATOR ASAM DAN BASA
  Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa
buatan dan indikator asam-basa alami.
  • Indikator Buatan

  Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
  Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
  Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
  • Indikator Alam

  Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
  Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

6. ALAT DAN BAHAN
1. alat
a. Lesung
b. Gelas ukur
c. Pipet tetes
d. Lakmus merah dan biru
e. Plat tetes
f. Sendok
g. Lap dan tissue
h. Kertas uji pH

2. bahan
a. Air jeruk nipis
b. Air sabun
c. Detergen
d. Air kapur
e. Larutan cuka
f. Sunlight
3. Indikator alami
a. Bunga kembang sepatu
4. Indikator buatan
a. Metil merah
b. Bromtinol biru
c. Fenolftalein

7. CARA KERJA
  • Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
  • Untuk percobaan pertama menggunakan indikator alami, masukkan larutan yang akan diuji ke dalam plat tetes ( tiga tetes ) menggunakan pipet tetes. Kemudian celupkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam larutan.
  • Amati perubahan warna yang terjadi.
  • Untuk percobaan kedua menggunakan indikator universal, celupkan indikator universal kedalam larutan yang akan diuji untuk mengukur nilai pH larutan.
  • Cocokkan warna-warna yang berubah dari indikator dengan warna-warna yang sudah ada pada kotak indikator universal.
  • Untuk percobaan ketiga menggunakan indikator buatan, teteskan indicator buatan kedalam larutan dengan menggunakan pipet tetes.
  • Amati perubahan yang terjadi

8. TABEL PENGAMATAN
Larutan                    Lakmus Merah Lakmus Biru          pH
Air Cuka                           Merah              Merah                    1
Air Sabun                    Biru              Biru                    9
Detergen                            Merah              Biru                    6
Air kapur                             Biru              Biru                   13
Sunlight                            Merah              Biru                    5
Jeruk nipis                    Merah             Merah                    2

Larutan          Fenolftalein          Metil Merah          Metil Biru        Alami
Air Cuka               Tetap Merah   Hijau Toska            Merah
Air Sabun      Ungu muda       Oren                Biru dongker        Ungu
Detergen                  Tetap               Oren                Biru  dongker        Hijau
Air kapur              Ungu muda      Kuning        Biru dongker        Hijau
Sunlight                 Tetap               Tetap                Biru dongker        Hijau
Jeruk nipis         Tetap                Merah        Hijau Toska       Merah

9. KESIMPULAN
  • Dari hasil pengamatan kami, kami dapat menyimpulkan bahwa masin-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut
  • jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
  • jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat asam
  • kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat netral.


DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id/teoriasambasa
www.yahoo.co.id/asamdanbasa
www.chemistry.org/asamdanbasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar